Formula dan Perhitungan Asset Turnover Ratio
Hanafi (2009:78) menyebutkan bahwa rasio total asset turnover mengukur sejauh mana kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimiliki dari perusahaan tersebut. Maka asset turnover ratio ini dihitung dengan membagi penjualan bersih (Net Sales) dengan jumlah rata-rata aset. Berikut rumusnya:
TATO : perputaran total aset
PB : Pendapatan bersih
Untuk menghitung rasio perputaran total aset anda harus mengetahui pendapatan atau total penjualan perusahaan Anda dalam kurun waktu tertentu. Pendapatan bersih ini dapat Anda ketahui dari jumlah pendapatan yang dihasilkan setelah dikurangi retur penjualan, diskon penjualan, dan potongan penjualan. Lalu Anda juga membutuhkan total aset yang dimiliki. Terdiri dari jumlah aset awal dan aset akhir dalam kurun waktu yang sama lalu dibagi 2. Setelah mengetahui dua data tersebut, Anda hanya perlu memasukkannya ke rumus asset turnover ratio.
Baca juga: Pentingnya Mengapa Mengukur Inventory Ratio untuk Perusahaan
Langkah 1. Hitung Penjualan Bersih
Jika Anda menggunakan software akuntansi, Anda bisa menemukan informasi penjualan di laporan laba rugi.
Jika Anda menggunakan sistem buku besar manual, Anda akan menghitung penjualan bersih Anda dari jurnal penjualan Anda. Pastikan total penjualan bersih Anda adalah angka yang tersisa setelah penyesuaian penjualan dan pengembalian telah diperhitungkan, jika tidak, rasionya akan salah.
Demi melengkapi rasio, katakanlah penjualan bersih Anda untuk tahun itu adalah 128.000.000, yang akan Anda gunakan saat menghitung rasio perputaran aset.
Langkah 3. Lakukan Perhitungan
Karena Anda memiliki penjualan bersih dan telah menghitung nilai aset rata-rata untuk tahun tersebut, Anda siap untuk menghitung rasio perputaran aset.
128,000.000 : 47.875.000 = 2,67
Perusahaan yang menggunakan asetnya secara efisien biasanya memiliki rasio perputaran aset lebih besar dari satu. Rasio perputaran aset sebesar 2,67 berarti bahwa untuk setiap nilai aset yang Anda miliki, Anda menghasilkan penjualan sebesar Rp. 2,67.
Baca juga: 10 Asumsi Dasar Akuntansi yang Perlu Pebisnis Ketahui
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Total Asset Turnover
Tentunya, nilai perputaran total aset dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor tersebut diantaranya:
Indikator Kesehatan Operasional
Fixed Asset Turnover membantu menilai kesehatan operasional perusahaan dengan menunjukkan efisiensi penggunaan aset tetap dalam menghasilkan pendapatan. Ini memungkinkan identifikasi area yang memerlukan perbaikan. Rasio ini penting untuk memastikan bahwa aset tetap digunakan secara optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Apa Itu Asset Turnover Ratio (ATR)?
ilustrasi asset turnover ratio. source envato
Asset turnover ratio atau rasio perputaran aset merupakan indikator keuangan yang mengukur nilai penjualan atau pendapatan perusahaan dari jumlah aset yang dimilikinya.
Hasil dari perhitungan rasio ini dapat digunakan sebagai indikator efisiensi perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Dengan kata lain, rasio ini juga bisa menggambarkan seberapa berpengaruh aset perusahaan terhadap pendapatan atau revenue yang dihasilkannya.
Semakin tinggi tingkat perputaran aset, maka semakin efisien pula perusahaan dalam mencetak uang dari hasil pemanfaatan asetnya.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran aset, maka semakin dinilai tidak efisien dan tidak baik pula sebuah perusahaan dalam memanfaatkan asetnya yang berhubungan dengan pemasukan perusahaan.
Pasalnya, sebuah perusahaan bisa saja memiliki banyak aset. Namun, banyaknya aset tersebut belum tentu dimanfaatkan secara maksimal dan memberikan nilai yang berarti.
Karena itu, perusahaan yang memiliki aset melimpah namun tidak bernilai akan kalah dengan perusahaan lain yang memiliki aset sedikit namun bermanfaat dan menjadi pemasukan bagi perusahaannya.
Baca juga: Rasio Aktivitas Akuntansi: Pengertian, Manfaat, Jenis dan Rumusnya
Tujuan dan Manfaat Menghitung Asset Turnover Ratio
Biasanya, investor dan kreditor akan berusaha untuk mencari perusahaan dengan nilai asset turnover ratio yang cukup tinggi.
Nilai yang tinggi tentunya dapat menunjukkan bahwa perusahaan dapat beroperasi dengan pemanfaatan aset yang optimal, mengindikasikan sedikit utang dan ekuitas yang berjalan, dan tentunya akan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang.
Ini tentunya dapat meningkatkan nilai di mata investor dan kreditor, di mana perusahaan memiliki risiko masalah finansial yang kecil dan peningkatan ROI yang besar.
Menganalisis asset turnover ratio juga memberikan gambaran mengenai tren dari waktu ke waktu sehingga perusahaan mendapatkan data penting untuk mengoptimalkan pemanfaatan aset.
Baca Juga: Return on Asset (ROA): Fungsi, Rumus, Contoh Perhitungan
Pertumbuhan Pendapatan
Jika Total Asset Turnover meningkat, artinya perusahaan lebih efisien dalam menghasilkan pendapatan dari asetnya. Hal ini dapat menunjukkan kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan minat investor dan mendorong kenaikan harga saham.
Total Asset Turnover juga dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Jika perusahaan mampu menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi dengan aset yang ada, hal ini dapat meningkatkan laba perusahaan. Profitabilitas yang lebih tinggi cenderung menarik minat investor dan dapat berdampak positif pada harga saham.
Perbedaan Asset Turnover dengan Fixed Asset Turnover Ratio
Apabila asset turnover ratio menggunakan total rata-rata aset sebagai pembagi, maka fixed asset turnover ratio hanya menggunakan total rata-rata aset tetap saja. Fixed asset turnover ratio atau rasio perputaran aset tetap, biasanya digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan.
Rasio yang mengukur efisiensi operasi ini membandingkan penjualan bersih dari laporan laba rugi terhadap aset tetap dalam neraca saldo untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari investasinya pada aset tetap, yang biasanya berupa properti, mesin, dan perlengkapan (property, plant, and equipment/PP&E).
Rata-rata aset tetap menggunakan nilai bersih aset tetap setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi. Depresiasi merupakan alokasi biaya dari aset tetap yang dibagi ke setiap tahun selama umur aset masih ada. Biasanya fixed asset turnover ratio yang tinggi mengindikasikan perusahaan mempunyai pengelolaan yang lebih efektif terhadap investasi PP&E untuk menghasilkan pendapatan.
Asset turnover ratio (ATR) adalah salah satu indikator keuangan yang penting untuk mengukur efisiensi kinerja perusahaan. Nilai indikator ini diperoleh dengan cara membagikan total pendapatan dengan rata-rata jumlah aset perusahaan dalam 1 tahun tertentu.
Akan tetapi agar hasil analisis investor lebih memadai, investor harus bisa membandingkan nilai ATR perusahaan tersebut dengan perusahaan sejenis, menganalisis nilai ATR sebuah perusahaan dalam beberapa tahun sekaligus dan mengetahui apa penyebab naik turunnya nilai ATR perusahan terkait.
Dengan melakukan analisis rasio ini, kita dapat melihat gambaran posisi aktiva dan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi atau membayar kewajiban serta utang, melihat perkembangan dari perusahaan terkait performa dan situasi keuangan terkini dengan melihat ukuran rasio likuiditas sebagai pembanding terhadap performa satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Seperti yang Anda ketahui bahwa jika Anda telat membayar, likuiditas Anda akan rendah dan akan berpengaruh pada perusahaan. MASERP menyediakan reminder untuk piutang jatuh tempo setiap harinya untuk penagihan tepat waktu dan meningkatkan kesehatan cash flow perusahaan.
MASERP juga memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.
Dengan fitur Report Center di MASERP, Anda bisa mencatatat dan membuat laporan keuangan yang meliputi laba rugi, neraca, penjualan dan lain-lain. MASERP dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan perusahaan Anda secara spesifik. Klik gambar di bawah ini untuk konsultasi GRATIS dengan konsultan ahli kami!
Asset turnover ratio atau biasa disebut sebagai rasio perputaran total aset adalah rasio aktivitas (rasio efisiensi) yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari total asetnya dengan membandingkan penjualan bersih dengan total aset rata-rata. Perputaran aset sendiri adalah rasio untuk mengukur kemampuan aset perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Semakin tinggi tingkat perputaran aset, maka semakin besar pendapatan perusahaan serta membuktikan bagaimana efisien perusahaan dalam mencetak uang dari hasil pemanfaatan asetnya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran aset, maka semakin kecil juga pemasukan perusahaan. Dengan kata lain, asset turnover ratio ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dapat menggunakan asetnya dalam menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Anda dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dengan mengelola perputaran aset secara efisien. Penggunaan Software Asset Management dapat membantu Anda dalam mengelola seluruh aset yang perusahaan Anda punya. Software ini membantu Anda dalam melakukan monitoring status aset-aset secara real-time sehingga informasi yang Anda terima sesuai dengan keadaan aset pada saat itu juga. Anda dapat menghitung nilai aset secara akurat mulai dari kalkulasi ROI, expense, hingga nilai kapital aset secara otomatis dengan hasil yang akurat.
Dalam menghitung asset turnover ratio Anda dapat menggunakan Sistem Akuntansi yang terintegrasi dengan software asset management. Software akuntansi dapat membantu Anda menghitung rasio perputaran aset dengan akurat dan cepat. Semua pembukuan dan pencatatan transaksi ada dalam software ini, sehingga data yang Anda butuhkan dalam menghitung rasio perputaran total aset dapat dengan mudah Anda dapatkan. Anda dapat mengunduh skema perhitungan harga software akuntansi dan manajemen aset untuk informasi lebih lanjutnya.
Baca juga: Pentingnya Penggunaan Fitur Aplikasi Akuntansi pada Bisnis Perusahaan Manufaktur
Penilaian Kinerja Jangka Panjang
Rasio Fixed Asset Turnover juga memungkinkan analisis tren kinerja jangka panjang perusahaan. Dengan membandingkan rasio ini dari tahun ke tahun, manajemen dan investor dapat melihat apakah perusahaan mengalami peningkatan atau penurunan dalam efisiensi penggunaan aset tetapnya.